Jadikan Anda Mahasiswa Berprestasi..!



“Jangan pernah bercita-cita menjadi orang sukses, tapi berpikirlah untuk menjadi manusia yang bernilai”.
- Albert Einstein –

“Keberhasilan dan kegagalan akan sesuai dengan pikiran seseorang, karena pikiran akan melahirkan segala perasaan dan tindakan. Jika pikiran digerakkan untuk berpikir positif, maka hasil perasaan dan tindakan akan positif, tetapi jika pikiran digerakkan untuk berpikir negative, maka hasil perasaan dan tindakan akan negatif”
- Atok Miftachul Hudha -

Menjadi mahasiswa adalah harapan banyak anak negeri yang akan menyelesaikan studinya di bangku Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, dan jenjang pendidikan sederajatnya. Namun pada kenyataannya tidak banyak diantara anak negeri yang dapat mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi untuk menjadi seorang mahasiswa, sosok pelajar yang dipandang “elite” dan “keren” oleh banyak orang awam.
Kenapa banyak anak negeri yang tidak bisa belajar di Perguruan Tinggi? Alasan yang masih dominan hingga saat ini adalah orang tua tidak mampu memberikan biaya kuliahnya. Bertitik tolak dari fakta ini, maka sudah menjadi keharusan bagi seorang mahasiswa untuk melakukan refleksi diri atas kesempatan yang diraihnya, peluang yang didapatkannya, serta biaya yang siap dikucurkan orang tuanya guna belajar di Perguruan Tinggi dengan sungguh-sungguh dan penuh cita-cita.
Kisah sukses orang-orang terkenal sangat banyak kita dapatkan, hampir dipastikan semuanya selalu berangkat dari perjuangan dan keprihatinan yang dialami dalam waktu yang tidak singkat. BJ Habibie, mantan Menristek dan juga mantan Presiden RI misalnya, harus berjuang keras untuk menempuh cita-citanya menjadi ilmuwan pesawat terbang terkenal di dunia saat studi di Jerman. Hidup di Jerman dengan pahit getirnya kehidupan dilaluinya dengan besar hati, termasuk sepatu butut yang berlubang alasnya karena dimakan usia tetap dipakainya di musim dingin meskipun kakinya harus luka oleh gesekan salju.
Kebesaran hati dan keyakinan jiwanya sebagai anak negeri, mampu bersaing dengan orang-orang jenius yang ada di jerman. Ia ingin menunjukkan bahwa Indonesia kaya orang-orang jenius, sehingga representasi dirinya ingin menjadi cermin kejeniusan Indonesia. Gambaran sekilas tentang BJ Habibie ini ingin mengajak, bahwa apa yang terjadi pada diri BJ Habibie adalah semangat belajar yang tak pernah kendur dalam meraih sebuah cita-cita yang diyakininya. Semangat yang tinggi di atas keyakinan yang kuat itulah yang mampu membawa seseorang kepada pribadi tangguh.
Keberhasilan dan kegagalan merupakan dua kata kembar yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, termasuk mahasiswa. Pada waktu tertentu manusia berada dalam kondisi keberhasilan dan di waktu lain manusia berada dalam kondisi kegagalan. Keberhasilan dan kegagalan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu, manusia dituntut untuk lebih cermat, waspada, dan tangguh dalam mensikapi hidup yang penuh dengan tipu daya.
 Pintu Berprestasi dan Keberhasilan Mahasiswa
Jika anda adalah mahasiswa, kemudian ditanya apa cita-cita anda? Kemudian anda menjawab dengan cepat dan penuh percaya diri, maka persepsi orang yang bertanya kepada anda, anda telah menetapkan cita-cita itu sebagai tujuan hidup. Namun lain halnya jika anda ditanya dengan pertanyaan yang sama, kemudian anda masih berpikir untuk menjawab, bahkan jawaban anda terkesan asal menjawab, maka orang yang bertanya kepada anda akan menilai anda sebagai orang yang belum memiliki tujuan hidup.
Hidup adalah perubahan, dan perubahan bisa bermakna meninggalkan hal-hal lama kepada hal baru, atau meningkatkan hal-hal lama menjadi lebih meningkat, atau membentuk hal baru yang sebelumnya tidak ada. Melakukan tindakan perubahan, berarti melepaskan cengkeraman nilai realitas diri yang membelenggu rutinitas hidup sehari-hari. Mereka yang berani mengambil kesempatan melakukan perubahan adalah orang-orang yang akan mampu mewujudkan kehidupan yang didambakannya.
Tindakan perubahan yang perlu menjadi prioritas seorang mahasiswa adalah berusaha menjadi mahasiswa berprestasi. Menjadi mahasiswa berprestasi tidak mesti dalam lingkup regional maupun nasional, namun berprestasi di lingkungan kampus tempat kuliah saja sudah hal yang luar biasa bagi individu mahasiswa. Mengapa luar biasa? Jika seorang mahasiswa sudah mampu berprestasi di dalam kampusnya, berarti dia sudah menjadi pemenang bagi dirinya sendiri dan pemenang diantara banyak mahasiswa yang tidak dapat meraih sesuatu seperti dirinya.
Mendapatkan Indeks Prestasi (IP) di atas 3,0 di setiap semester sudah prestasi luar biasa,  menulis apapun dan dimuat di Koran Kampus, Koran Harian Kota, Koran Regional, Koran Nasional maupun diberbagai majalah sudah merupakan prestasi yang luar biasa. Menjadi pemandu acara  kegiatan kampus, menjadi panitia inti kegiatan kampus, terlibat dalam berbagai diskusi di tingkat Jurusan dan Fakultas, bahkan di tingkat Universitas juga merupakan prestasi yang luar biasa.
Menjadi tim olah raga di kampus, mewakili kampus menjadi delegasi festival atau kompetisi berbagai kegiatan olahraga dan seni juga merupakan prestasi yang luar biasa. Mendapatkan berbagai beasiswa, menjadi tim yang lolos usulan menulis karya ilmiah mahasiswa dan didanai oleh negara adalah prestasi luar biasa. Bahkan menjadi tutor senior bagi kegiatan adik-adik tingkatpun adalah prestasi yang luar biasa. Pendek kata setiap apa saja yang patut dihargai adalah prestasi yang luar biasa. Tentunya masih banyak contoh lain yang menjadi cermin bagi sosok mahasiswa untuk berprestasi.
Langkah apa yang mesti dilakukan untuk merubah diri menjadi lebih baik dan berprestasi? Untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi atas usaha yang dilakukan diperlukan usaha yang lebih tinggi dari biasanya. Kebiasaan-kebiasaan yang rutinitas dan bergerak otomatis, apalagi jika mengekor pada orang lain seperti berperilaku sosok yang diidolakan serta senang jika didekte oleh orang lain, maka hasilnya adalah orang yang tidak mau melakukan perubahan terhadap realitas diri.
Bagan di bawah adalah langkah menyadarkan diri untuk berani mengambil kesempatan baru, berani melakukan perubahan-perubahan dalam tindakan sehari-hari menuju kesuksesan diri dan berprestasi.
Seorang psikolog bernama Mc Clelland mengatakan, bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi manusia, yaitu: (1) kebutuhan akan prestasi (need for achievement atau n-ach), (2) kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation atau n-aff), dan (3) kebutuhan akan kekuasaan (need for power atau n-pow).

Kebutuhan akan prestasi merupakan tingkat dimana seseorang memiliki keinginan kuat untuk melaksanakan tugas yang menantang dengan baik dan memenui standar mutu pribadi. Kebutuhan akan afiliasi merupakan tingkat dimana seseorang peduli dengan pembentukan dan pemeliharaan hubungan pribadi yang baik, menjadi disukai dan berada diantara banyak orang bergaul dengan mereka. Sedangkan kebutuhan akan kekuasaan merupakan tingkat dimana seseorang ingin mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
Jadi dengan demikian, indikator orang berhasil menurut Mc Clelland adalah sebagai berikut.
·         Orang berhasil itu orang yang tidak berhenti mencoba, sekalipun awalnya mereka harus menemui kegagalan. Seperti Thomas Alfa Edison melakukan percobaan hingga 10 ribu kali dan selalu gagal, namun pada akhirnya menuai keberhasilan yang gemilang. Ia mampu menciptakan bola lampu pijar dan ia mengantongi 3.000 hak paten penemuan.
·         Orang berhasil itu orang yang memandang sebuah dunia yang besar ini dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai dengan ketrampilan mereka, sambil tetap menyadari ketrampilan ini memberi nilai lebih kepada ketrampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.
·         Orang berhasil itu orang yang berani mengambil resiko dan berusaha mengatasinya. Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang. Serta gesit mencoba sesuatu yang baru untuk mengikuti perkembangan zaman, sepanjang jalan yang dilewati positif.
·         Orang berhasil itu orang yang mampu menikmati apa yang mereka kerjakan. Mereka selalu melihat pekerjaan sebagai hoby atau kesenangan bukan sebagai beban berat. Mereka juga memilih pekerjaan yang dapat melecut semangat juang mereka. Karena orang berhasil itu menyukai tantangan. Mereka sangat menikmati proses pencapaian keberhasilan mereka, dimanapun mereka berada.
Seperti Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat paling masyhur, presiden ke-16 yang pernah membebaskan 3.500.000 orang budak dan memerdekakannya. Lincoln menikmati hidup, tak ada kata beban dalam menjalankan tugas dan amanah. Kita dapat belajar dari proses capaian keberhasilannya.
·         Orang berhasil itu orang yang tidak pernah berhenti belajar. Mereka memiliki prinsip, bahwa ”tiada hari tanpa belajar dan membaca”.
·         Orang berhasil itu orang yang selalu berpandangan positif terhadap apa yang dapat mereka kerjakan dan bermanfaat bagi orang banyak.
·         Orang berhasil itu orang yang tidak pernah setengah-setengah dalam bekerja, tetapi mencurahkan  sepenuh tenaga dan fikiran untuk keberhasilan. Mereka pandai memanfaatkan waktu dengan baik dalam kemampuan fisik dan mental untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang direncanakan.
Nah..., sekarang apakah saudara juga ingin menjadi orang yang berhasil? Jika saudara ingin berhasil coba dan ikuti apa yang sering dilakukan oleh mereka yang berhasil tanpa meninggalkan ikhtiar dan berdo’a.
Dunia mahasiswa tidak hanya dunia akademik tetapi juga dunia non akademik. Dunia non akademik diera global dewasa ini menjadi penentu bagi kemenangan seseorang dalam berkompetisi apa saja. Seorang yang berhasil dalam akademik dan non-akademik akan dapat bersaing lebih dalam mencapai kesuksesan. Untuk mampu memperoleh prestasi di dunia non akademik, harus diasah terus menerus (continue) dan perlu ruang untuk mewujudkannya.
Mahasiswa yang menempuh pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Malang mendapatkan ruang yang kondusif untuk berprestasi baik di bidang akademik dan nonakademik. Guna memfasilitasi hal tersebut empat bidang pembinaan kemahasiswaan di Universitas Muhammadiyah Malang, yang meliputi: 1) Bidang Bakat Minat, 2) Bidang Penalaran, 3) Bidang Kesejahteraan Mahasiswa, 4) Pengembangan Karier Mahasiswa dan Alumni, selalu melakukan penelusuran baik melalui lomba, pertandingan, maupun acara eksebisi dengan tujuan mencari bibit-bibit baru untuk dikembangkan.

B.   Penguasaan Diri dan Menciptakan Masa Depan
Jargon yang sering disampaikan di Universitas Muhammadiyah Malang guna membangun dunia kemahasiswaan yang kondusif dan prestatif adalah “Tiada Hari Tanpa Prestasi-Tiada Prestasi Yang Tidak Dihargai-Tiada Pelanggaran yang Tidak Diberi Sangsi”. Kata-kata ini merupakan kata-kata bermakna yang penuh energi positif dalam memotivasi mahasiswa untuk berprestasi dan berusaha untuk tidak melakukan pelanggaran yang berdampak jatuhnya sangsi.
Hidup adalah ibarat pendakian, yang harus dengan susah payah dilalui setapak demi setapak hingga sampai untuk menuju puncak tertinggi. Untuk itu sangat dibutuhkan keterampilan, semangat dan perjuangan. Demikian  juga sosok mahasiswa, ibarat dirinya adalah seorang pendaki, maka dia memerlukan keterampilan dan pemahaman yang benar mengenai segala aspek pendakian dimaksud.
Enggi (nama samara) adalah sosok mahasiswa pintar dan cerdas di kampus dan masih duduk di semester satu. Namun, karena melakukan pelanggaran tindak asusila ia harus dikeluarkan dari kampus, maka kandaslah cita-citanya untuk memperoleh ilmu di kampus yang diidam-idamkan sejak SMA. Rudi (nama samaran) adalah sosok mahasiswa pintar dan cerdas, anak seorang pejabat dari luar Jawa. Cita-citanya kuliah di kampus yang dipilihnya tercapai, namun perilaku Rudi mengenal NARKOBA sejak SMA menyeretnya menjadi bandar NARKOBA. Ia terbiasa memenuhi permintaan pelanggannya, hingga suatu ketika transaksi dengan pelanggannya terjadi konflik karena pelangggannya tidak mau harga dinaikkan. Akhir cerita Rudi dibunuh oleh pelanggannya itu dengan cara mengenaskan.

Dodo dan Didi (nama samaran) juga bercita-cita ingin menjadi mahasiswa, keduanya kakak dan adik. Keduanyapun lulus ujian masuk perguruan tinggi yang diinginkannya, namun ditengah perjalanan studinya kedua kakak dan adik ini melakukan tindak kriminal mencuri sepeda motor di kampus lain. Karena kasusnya ditangani kepolisian dan keduanya melakukan pelanggaran berat akhirnya dikeluarkan dari kampus tempat ia kuliah, ia gagal meraih cita-citanya.
Boris (nama samaran) karena tersinggung dengan kata-kata yang dianggap mengejeknya memukul mahasiswa tersebut hingga terjadi perkelahian. Perkelahianpun menyulut ego kedaerahan. Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Atas tindak perkelahian ini kampus mengeluarkannya sebagai mahasiswa kepada siapapun yang berkelahi tanpa pandang bulu. Cita-cita Boris dan teman-teman mahasiswa lainnya yang berkelahi kandas.
Dari ke empat contoh di atas, yang sungguh menyayat hati adalah orang tua mereka sama sekali tidak tahu jika anak kesayangannya telah berbuat hal yang tidak pernah terlintas dalam pikiran orang tua mereka. Setelah orang tua dihadirkan ke kampus, barulah orang tua mengetahui perbuatan apa yang telah dilakukan anaknya, sampai anaknya harus dikeluarkan dari kampus. Dengan keputusan kampus seperti ini yang terjadi adalah hanyalah kesedihan orang tua dan penyesalan anak yang tiada tara.
Kampus bukan ruang untuk bebas melakukan tindak asusila, memakai atau menjual narkoba, juga bukan ruang untuk melakukan pencurian bahkan melakukan tindak anarkis dan perkelahian. Kampus adalah tempat menimba ilmu, karena di dalamnya kaya akan sumber ilmu yang tidak pernah habis diambil bahkan digunakan untuk kehidupan. Semakin diambil dan digunakan, semakin bertambah dan berlimpah ilmu yang dihasilkan, bahkan semakin dikeruk sedalam-dalamnyapun kampus tidak pernah kehilangan ilmu, justru semakin diambil hingga kandas, semakin besar sumber ilmu yang dikeluarkan dari kampus.
Banyak sekali proses pendidikan yang dapat diambil oleh mahasiswa. Kampus yang memiliki beragam kemampuan, dari kompetensi para dosen sampai fasilitas yang disediakan. Keragaman media dan kemampuan para dosen ini dapat dijadikan kunci untuk membuka pintu wawasan yang lebih luas. Mahasiswa yang dapat memaksimalkan berbagai keunggulan ini ialah mahasiswa yang sedang memupuk keberhasilan-keberhasilan kecil menuju keberhasilan yang lebih besar.    
Universitas Muhammadiyah Malang sebagai kampus yang dipilih oleh calon mahasiswa dari Sabang hingga Merauke, bahkan dari manca negara untuk belajar di dalamnya selalu berupaya untuk menjadi kampus yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mampu memberi fasilitas belajar yang sesuai dengan harapan mahasiswa dan tuntutan jaman, agar siapapun yang belajar di dalamnya dapat berhasil meraih studi yang dicita-citakan.