Bernegosiasilah Pada Diri Anda...!

Dengan kata lain Negosiasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu keadaan yang diterima oleh kedua belah pihak. Negosiasi diperlukan ketika kepentingan seseorang atau suatu kelompok tergantung pada perbuatan orang atau kelompok lain yang juga memiliki kepentingan-kepentingan tersebut harus dicapai dengan jalan mengadakan kerjasama. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Negosiasi tidak untuk mencari pemenang atau pecundang. Dalam setiap Negosiasi terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan sosial dan komunikasi efektif dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke arah yang positif. Ketika salah satu pihak sudah berfikir saya harus menang dan masa bodoh dengan pihak lainnya, bencana sudah menunggu di depan mata.

Menurut Lasmahadi  ada beberapa situasi yang menuntut dilakukan Negosiasi,yaitu:
1.   Kita tidak memiliki pilihan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
2.   Kita tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksakan suatu hasil sesuai dengan apa yang kita inginkan.
3.   Terjadi konflik antar pihak atau beberapa pihak, dimana masing –masing pihak tidak mempunyai kekuasaan untuk menyelesaikan secara sepihak.
4.   keberhasilan kita dipengaruhi oleh kekuasaan atau otoritas dari pihak lain

Meskipun secara lahiriah manusia telah dibekali kemampuan untuk melakukan Negosiasi. Namun untuk melakukan dengan baik dan berhasil tetap diperlukan kemampuan dasar. Beberapa kemampuan dasar dalam Negosiasi adalah: Memiliki tujuan. Seorang negosiator harus mempunyai tujuan dan kemampuan untuk mempertahankan tujuan. Namun yang harus diingat seorang negosiator harus fleksibel dan pandai dalam melihat keseimbangan nilai tawar yang terajadi selama proses Negosiasi. Kreatif. Negosiator harus jeli dalam melihat kemungkinan kemungkinan solusi dan memprediksi konsekuensi yang muncul dari setiap alternative solusi yang dibicarakan. Persiapan. Seorang negosiator yang ulung tetap membutuhkan sebuah perencanaan untuk mencapai hasil yang maksimal. Aspek yang perlu untuk disiapkan meliputi.
soft skill, hard skill serta bahan-bahan yang diperlukan untuk memperlancar proses Negosiasi.

 Interaktif. Negosiator tidak hanya sekedar komunikatif tapi juga harus memiliki kemampuan untuk mendengar. Prioritas. Suatu yang diNegosiasikan adalah pasti adalah sesuatu yang penting, hanya saja seorang negosiator harus cerdik dalam memilah dan menyusun skala prioritas. Untuk mencapai hasil yang maksimal dibutuhkan beberapa unsur  yang harus ada selama Negosiasi. Beberapa unsur tersebut meliputi :

Kepercayaan Ini adalah unsur utama yang harus dimiliki ketika akan menjalin sebuah hubungan interpersonal. Proses Menciptakan suasana yang lebih nyaman pada keduabelah pihak pada saat akan memulai proses berunding atau pada saat berunding itu sendiri.

Komunikasi Membicarakan permasalahan yang dihadapi dan mengutarakan harapan dari permasalahan tersebut. Kekuatan Tawar Menawar Pada tahap ini menurut Oliver (2004) terdapat 3 kekuatan yang harus dimiliki, antaralain power (kekuatan), authority(wibawa), knowledge (pengetahuan). Individual Defferences Perbedaan dapat membuat proses Negosiasi semakin rumit ataupun sebaliknya. Perbedaan meliputi, salah persepsi, perbedaan budaya, norma dll.  Alternatif Jika kedua belah pihak berpikiran terbuka dan mau menggunakan beberapa alternative maka kesempatan untuk mendapatkan win win solution akan lebih terbuka Kriteria Penilaian.
Kriteria ini berhubungan dengan keinginan atau kebutuhan yang diinginkan oleh kedua belah pihak yang dibawa ke meja perundingan.

Sebagai seorang pemimpin yang sedang atau akan melakukan negosiasi perlu memegang prinsip sebagaimana terdapat dalam kaidah ushul fiqh yang menjelaskan bahwa:
تَصَرُّفُ الْأِمَاِم عَلَى الرَّاعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ 
“Tindakan imam terhadap rakyatnya harus dikaitkan dengan kemaslahatan.”
 Kaidah ini memberikan pengertian, bahwa  setiap tindakan atau suatu kebijaksanaan para pemimpin yang menyangkut dan mengenai hak-hak rakyat dikaitkan dengan kemaslahatan rakyat banyak dan ditujukan untuk mendatangkan suatu kebaikan. Sebab pemimpin adalah pengemban amanah penderitaan rakyat (umat) dan untuk itulah ia ditunjuk sebagai pemimpin serta harus pula memperhatikan kemaslahatan rakyat. Jadi, sebagai seorang pemimpin harus lebih mementingkan kemaslahatan rakyat/ anggotanya daripada kepentingan pribadinya.
Proses Negosiasi
Proses negosisasi terdapat tiga tahap yang meliputi persiapan, Negosiasi dan pasca Negosiasi.
Alur Negosiasi
Aspek yang Dibutuhkan dan Dilakukan
Persiapan
·        Ada pihak yang mempunyai inisiatif untuk melakukan prose Negosiasi
·        Mengundang pihak pihak terkait
·        Mempersiapkan mental, materi Negosiasi, tempat dan waktu
·        Mengumpulkan informasi tentang tuntutan dari pihak lawan, menetapkan strategi,  target
Negosiasi
·        Menciptakan suasana yang nyaman
·        Tertarik untuk bersama mencari jalan keluar terbaik
·        Komunikatif dan interaktif (tegas, pemilihan kata yang mudah untuk dimengerti/tidak berbelit belit)
·        Body language
·        Kreatifitas dalam mencari solusi
·        Analisa resiko dari alternatif solusi yang muncul
·        Dokumentasi
Pasca Negosiasi
·        Evaluasi
·        Komitmen untuk melakukan hasil Negosiasi























 Gaya Dalam Negosiasi
               Gaya Negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi yaitu arah dan kekuatan.
1.   Arah berbicara tentang cara kita dalam menangani informasi. Arah dibagi menjadi 2 hal :
a.   Mendorong meliputi memberikan informasi, mengajukan usul, mengkritik, melalaikan kontribusi orang lain, bertindak sebagai pengganggu semua taktik yang berlaku. Tergantung sifat dan konteks Negosiasi.
b.   Menarik meliputi mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi, meminta saran, memastikan pemahaman, meminta kejelasan dan mengutarakan perasaan.
2.   Kekuatan berbicara pada keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan kita yang semua. Kekuatan berbicara juga dibagi dalam 2 hal :
a.   Bersikap keras : kita ingin menang berapapun harganya, tidak mengalah atau mundur, tidak akan menerima tawaran apapun. Kita mengejar sasaran yang tinggi.
b.   Bersikap lunak : kita mengalah, ragu – ragu, sulit untuk berkata tidak. Kita dapat mengambil sikap keras dalam beberapa persoalan dan beberapa sikap lunak dalam persoalan persoalan yang lain. Hal ini menentukan hasil yang menjadi prioritas.
   Sering kali kita mendengar deadlock, jalan buntu atau walk out dan sebagainya. Situasi situasi semacam ini terjadi karena pihak pihak yang melakukan Negosiasi bersikeras menyatakan dan mempertahankan posisi mereka. Dalam kondisi seperti ini Negosiasi tidak akan mendapatkan kesepakatan. Oleh karena itu golden rule dalam berNegosiasi adalah selalu menegosiasikan kepentingan, bukan mempertahankan pendirian (position).
Beberapa hal yang dipersiapkan untuk mencapai kesepakatan dalam negosiasi :
1.   Waktu persiapan yang memadai
2.   Sasaran yang jelas
3.   Pengetahuan tentang pokok permasalahan
4.   Informasi mengenai lawan
5.   Strategi yang digunakan
6.   Sikap saling menghormati semua pihak
7.   Ketrampilan komunikasi
8.   Kesediaan semua pihak untuk terlibat dan terbuka
9.   Sikap konstruktif ketika ada permasalahan muncul
10. Kesepakatan benar benar dilaksanakan
11. Bersifat fleksibel
Dalam melakukan Negosiasi, kita perlu memilih strategi yang tepat sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Strategi ini perlu ditentukan sebelum proses Negosiasi dilakukan. Ada beberapa macam strategi Negosiasi yang dapat kita pilih, antara lain :
1.   Win-win. Strategi ini dipilih bila pihak-pihak yang berselisih menginginkan penyelesaian masalah yang diambil pada akhirnya menguntungkan kedua belah pihak. Strategi ini juga dikenal sebagai integrative negotiation.
2.   Win-lose. Strategi ini dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari penyelesaian masalah yang diambil. Dengan strategi ini masing-masing pihak saling berkompetisi untuk mendapatkan hasil yang mereka inginkan. Prinsip Win-Lose dapat dipertahankan bila hal-hal yang dipertahankan adalah hal-hal yang menjadi sebuah prinsip.
      Dibawah ini merupakan kisah inspiratif yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW ketika mempertahankan suatu hal yang menjadi prinsip.
Lose-lose. Strategi ini dipilih biasanya sebagai dampak kegagalan dari pemilihan strategi yang tepat dalam berNegosiasi, akibatnya masing-masing pihak pada akhirnya tidak mendapatkan sama sekali hasil yang diharapkan.

4.   Lose-win. Strategi ini dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk mendapatkan manfaat dengan kekalahan mereka.

F.   Taktik Negosiasi
Dalam proses Negosiasi, pihak-pihak yang berselisih seringkali menggunakan berbagai taktik agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Ada beberapa taktik yang sering digunakan antara lain :
1.   Membuat agenda. Taktik ini digunakan karena dapat memberi waktu kepada pihak-pihak yang berselisih agar membuat urutan permasalahan yang akan dipecahkan dan mendorong mereka untuk mencapai kesepakatan atas keseluruhan paket perundingan
2.   Bluffing. Taktik ini bertujuan untuk mengelabui lawan berundingnya dengan membuat distorsi kenyataan yang ada dan membuat gambaran yang tidak benar.
3.   Membuat tenggat waktu (deadline). Taktik ini digunakan jika salah satu pihak ingin mempercepat proses perundingan dengan cara memberikan tenggat waktu kepada lawannya untuk segera mengambil keputusan
4.   Good Guy Bad Guy. Taktik ini digunakan dengan cara menciptakan tokoh jahat dan baik pada salah satu pihak yang berunding. Tokoh jahat berfungsi untuk menekan pihak lawan sehingga pandangan-pandangannya selalu ditentang oleh pihak lawannya. Sedangkan tokoh baik akan menjadi pihak yang dihormati pihak lawan, sehingga pendapat yang dikemukakannya dapat digunakan untuk menetralisir pendapat tokoh jahat dan pada akhirnya dapat diterima oleh lawan berundingnya.
5.   The art of concesion. Taktik ini digunakan dengan cara selalu meminta konsesi dari lawan berunding atas setiap permintaan pihak lawan yang akan dipenuhi
6.   Intimidasi. Taktik ini digunakan jika salah satu pihak membuat ancaman kepada lawan berundingnya agar menerima penawaran yang ada dan menekankan konsekuensi yang akan diterima jika tawarannya ditolak.

 Persiapan Penguasaan Masalah Negosiasi
Sebelum mengadakan Negosiasi terlebih dahulu harus mengkaji tema Negosiasi yang bertujuan agar dalam proses Negosiasi lancar dan tidak kekurangan ide-ide untuk memberikan solusi. Untuk mempermudah pengkajian tema Negosiasi maka gunakanlah rumus 5W+1H dan jawablah kemungkinan-kemungkinan dari rumus tersebut. Kita perhatikan contoh berikut ini.
1.   What
Dengan pertanyaan what (apa), misalnya:
a)   apa tujuan Negosiasi,
b)   apa yang dipunyai untuk berNegosiasi,
c)   apa yang ngin dicapai dan di minta dari pihak lain ,
d)   apa yang akan ditawarkan pihak lain,
e)   pendekatan strategi apa yang akan digunakan,
2.   Who
Dengan pertanyaan who(siapa), misalnya:
a)   siapa lawan bicara dari pihak lain,
b)   siapa saja yang berperan di dalam Negosiasi,
c)   siapa saja yang menjadi saksi,
3.   Why
Dengan pertanyaan why(mengapa), missalnya:
a)   mengapa diadakan Negosiasi ini,
b)   mengapa pihak pembeli tidak menyetujui,
c)   mengapa pihak saksi tidak mau menandatangani hasil
      kesepakatan,
d)   mengapa pembeli mengingkari hasil Negosiasi.
4.   When
Dengan pertanyaan when (kapan), misalnya:
a)   kapan Negosiasi ini diadakan,
b)   kapan pengajuan bernego dissampaikan,
c)   kapan harus menyelesaikan Negosiasi dengan tuntas,
d)   kapan mengadakan Negosiasi secara intern misalnya dengan pimpinan perusahaan dan yang berhubungan dengan urusan Negosiasi tersebut.
5.   Where
Dengan pertanyaan where(di mana), misalnya:
a)   di mana sebaiknya Negosiasi dilaksanakan,
b)   di mana tempat tinggal pihak pembeli dan berikut perusahaannya, (untuk mengetahui latar belakang geografisnya).
6.   How
Dengan pertanyaan how (bagaimana), misalnya:
a)   bagaimana mengatasinya bila terjadi kebuntuan kesepakatan,
b)   bagaimana cara mengajukan solusi dengan baik dan memungkinkan dapat diterima,
c)   bagaimana menindaklanjuti dari hasil kesepakatan ini.

LOBBY
Selain Negosiasi, ada juga kegiatan yang dinamakan lobby. Kegiatan lobby sebenarnya adalah kegiatan sehari-hari yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Selama manusia melakukan proses komunikasi dengan orang lain maka disitulah kegiatan lobby terjadi dan kadang kala kita juga melakukannya tanpa kita sadari.
Pada awalnya lobby hanya dikatakan sebagai sebuah serambi sebelum masuk ke ruang utama. Lobby adalah sebuah tempat yang nyaman dan tenang terletak di hotel-hotel dan tempat-tempat pertemuan. Tempat tersebut sesuai sebagai tempat untuk mengadakan pembicaraan dan pendekatan antara pihak-pihak yang melakukan pertemuan.

Dalam perkembangannya lobby dimaknai sebagai pendekatan (approach). Lobby adalah pendekatan awal yang menjurus ke suatu tujuan yang menguntungkan, baik satu ataupun kedua belah pihak . Kegiatan lobby tidak hanya diperlukan oleh individu untuk memperoleh apa yang menguntungkan dari pihak lain, tetapi juga diperlukan bagi kepentingan suatu organisasi. Bagi suatu organisasi kegiatan melobby diperlukan demi suksesnya pelaksanaan rencana-rencana. Disini fungsi agensi-agensi pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan izin usaha, hak paten yang sifatnya memudahkan dan menguntungkan organisasi. Dalam kondisi ini lobby adalah proses penyampaian argumentasi –argumentasi yang bersifat mendukung posisi organisasi kepada pejabat. Dalam sebuah bisnis, lobby merupakan permulaan dari sebuah Negosiasi. Tetapi dalam proses Negosiasi, lobby sering digunakan untuk mengatasi tahap-tahap Negosiasi yang mengalami jalan buntu dan tidak menemukan kata sepakat. Jika Negosiasi sampai pada tahap ini, saat jeda bisa dimanfaatkan negosiator untuk melakukan pendekatan-pendekatan ulang, agar menemukan titik temu ke arah sepakat.
Lobby dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi secara persuasive agar pihak lain mau memenuhi keinginan dan tujuan pihak yang melobby. Kegiatan lobby ini bisa menambah jaringan koneksi di beberapa sector, sekaligus keberhasilan lobby dipengaruhi seberapa banyak dan luas jaringan yang dimiliki. Lobby lebih efektif jika dilakukan dalam suasana informal, karena itu lobby diartikan juga sebagai kegiatan yang bersifat informal dan tidak resmi.
Kegiatan lobby dapat dilakukan secara individual maupun kelompok dengan sasaran lobby juga bisa individu yang berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintahan (legislative, eksekutif maupun yudikatif) dan lembaga/organisasi non pemerintah dan, perusahaan swasta. Lobby memiliki manfaat untuk memberikan pengertian yang menyeluruh mengenai sebuah tujuan baik individu maupun perusahaan, kegiatan ini bisa dimanfaatkan untuk menyamakan persepsi mengenai banyak hal yang berkaitan dengan keinginan dan tujuan masing-masing. Dari lobby kemudian juga bisa ditemukan peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan kedua belah pihak yang diteruskan lewat kegiatan Negosiasi yang akhirnya bisa menguntungkan bagi kedua belah pihak.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Mubarakfuri, Syaik Shafiyyurrahman. (2005). Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad dari Kelahiran Sampai Detik-detik Terakhir. Darul Haq: Jakarta.

Hariwijaya.2008. Strategi BerNegosiasi. Oryza. Yogyakarta

Suprapto, Tommy. 2008. Teknik Jitu Persuasi dan Negosiasi. Media Pressindo. Yogyakarta.


Musbikin, Imam. 2001. Qawa’id Al-Fiqhiyah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.