Training Carakter Building Young Personality and Leadership Power


Muhammad Hadidi, S.Sy.M.H. Master Trainer Personality And Leadership Power
Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Akdemik 2015-2017
Setiap orang dari kita dituntut untuk bisa jadi pemimpin karena tujuan dari pemimpin adalah seseorang harus mampu mengatur, memanajemen, membimbing, dan mengayomi serta mengarahkan kepada jalan kebaikkan baik kepemimpinan ini bagi dirinya sendiri sebagai induvidu, anggota keluarganya, pemimpin lembaga pemerintahan, manejer perusahaan, anggota organisasi atau pemimpin kelompok sosial lainnya.
 Karena pada saat bersamaan seseorang dalam kehidupan ini mempunyai berbagai peran khususnya peran dalam pemimpin dalam kehidupan sosial kemasyarakatan misalnya seseorang selain berperan sebagai pememimpin bagi dirinya sendiri, secara bersamaan ia juga harus bisa memimpin anggota keluarganya, serta anggota kelompok atau lembaga yang dipimpinnya. Peran-peran tersebut harus terus dibentuk dengan prinsip-prinsip kepribadian (principel personality) dan kekuatan sikap kepemimpinan (Lea
dership Power) sehingga pada diri seorang anak muda dapat terbentuk karakter kepemimpinan yang melekat pada diri (Personality) nya dimandapun dan dalam peran apapun di masyarakat.
Prinsip-prinsip pemebentukan kepribadian dan jiwa kepemimpinan tersebut yang harus ditanamakan dalam jiwa kepribadian seorang pemuda yang menjadi pemimpin adalah perinsip-prinsip dasar yang memang jika digali lebih mendalam pada diri seseorang sejatinya sudah ada dan merupakan bawaan sejak lahir yang sudah diilhamkan Allah SWT sejak dimulai penciptaanya sebagai calon manusia sejak diutus ke muka bumi ini. Sikap tersebut ialah sikap kebaikan (Taqwa) meliputi kesadaraan untuk ingat berbuat baik kepada penciptaNya dan berbuat baik kepada sesama manusia seperti sikap jujur, menghargai orang lain, suka menolong, ingin dihormati dan dihargai, tenggang rasa, suka berterus terang, penyayang, mencintai, mengayomi dan ingin mengatur orang lain, dll.
Sikap-sikap tersebut diatas bisa dibentuk menjadi karakter seorang pemimpin apabila seseorang segera menyadari potensi dirinya atau mampu melakukan penggalian potensi diri (Self Awarenes), mempunyai tujuan yang jelas (Goal Setting), serta bisa memanajemen waktu (Time Mangement) untuk melakukan atau memperaktekannya. Sehingga tugas kepemimpinan menuju kearifan dan kebijaksanaan yang diimplementasikan dalam mengayomi dan membimbing pada jalan kebaikan anggota yang dipimpinnya lebih muda dilakukan.
    Lebih lanjut prinsip-prinsip kepribadian yang terbentuk dalam jiwa seorang pemimpin tersebut nantinya bisa diperaktikkan juga dalam  memanajemen stess (Sress Mangement), manajemen konflik (Conflik Managent), pengambilan keputusan (Decition Making) untuk dirinya maupun bagi anggotanya menuju kepentingan bersama dalam sebuah kelompok organisasi, perusahaan atau lembaga yang dipimpinnya.
 Dalam teori  kepemimpinanpun beberapa ahli mengemukan bahwa  diantaranya menurut pendapat  Great Man dan Teori Big Bang tentang Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian yang disebut Teori Perilaku (Behavior Theories) menyatakan bahwa Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir. Jadi untuk membentuk kepemimpinan seseoarang menurut teori ini tentunya bisa dilakukan dengan pembentukan karakter si calon pemimpin.
   Kemudian, dalam pendapat Bennis dan Nanus (1990:234) juga menjelaskan bahwa pemimpin itu harus dilahirkan dengan membiasakannya (melatih) bukan tiba-tiba sudah tercipta. Meskipun meskipun dibeberapa kekuasaan pada orang-orang tertentu diperoleh melalui proses pewarisan dari orang sebelumnya sehingga ada juga yang memiliki kemampuan memimpin disebabkan karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin hal ini seprti “Asal Anak Raja Menjadi Raja” (Anak raja biasanya cendrung memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pemimpin rakyatnya.).
  Namun, secara alami pada umumnya sikap kepemimpinan ini dibentuk melalui proses yang panjang yaitu dengan menyiapkan karakter calon pemimpin untuk mampu mengintegrasikan antara situasi dan kondisi dimana yang akan dihadapi nantinya dengan berbagai karakter pengikutnya. Sehingga jika sudah terbenntuk sikap kepemimpinannya seorang pemimpin mampu menganyomi dan memimpin rakyatnya menuju perubahan (revolusi). Mampu menghadapi tantangan jika terjadi kekacauan atau kerusuhan, bahkan pemberontakan. Ia mampu tampil kedepan untuk menganyomi dan meluruskan serta memberi contoh yang baik sehingga perannya menjadi panutan pengikut (rakyat) nya.

       Lebih lanjut, dalam teori sifat atau Karakteristik Kepribadian (Trait Theories) untuk dapat mengukur keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar diantaranya karakteristik kepribadian seoarang pemimpin menurut Cheser selalu berhubungan dengan Sifat-sifat Pribadi  seperti Fisik, kecakapan (skill), teknologi, (penguasaan teknologi) daya tanggap (perpection), pengetahuan (knowledge), daya ingat (memory), imajinasi (imagination) serta Sifat-sifat pribadi yang merupakan watak yang lebih subyektif,yakni keunggulan seorang pemimpin dalam keyakinan, ketekunan, daya tahan, keberanian.

Sedangkan Karakteristik kepribadian seoarang pemimpin menurut Davis adalah Adanya empat sifat umum yang efektif yaitu Kecerdasan, Kedewasaan dan keluasan pandangan, mempunyai jiwa sosial, serta memilikki motivasi diri yang tinggi. Sehingga tindakkan seorang pemimpin nantinya seoarang pemimpin sebagaimana menurut Collons dalam A Dale Tempe (1993:129) seorang pemimpin mempunyai ketangkasan dan kelancaran dalam berbicara, mempu memecahkan masalah, mempunyai pandangan kedepan, berani dan bertanggung jawab dalam membuat sebuah kebijakan atau keputusan bersama.
   Selanjutnya karakteristik seorang pemimpin yang dimaksud selain menurut pendapat teori di atas karakteristik pemimpin dalam tulisan ini seorang pemimpin itu seharusnya mempunyai karakteristik kepribadian Cerdas, terampil secara konseptor, kreatif, diplomatis dan memiliki taktis dan strategis (gaya) yang khas,kemudian  lancar dalam berbicara, serta memiliki pengetahuan tentang tugas dan visi dan misi sebuah kelompok yang dipimpinnya.
    Dalam melaksanakan tugasnyapun seorang pemimpin berkarakter selalu mengajak dan mencontohkan (Persuasive), dalam serta mampu mengayomi pengikut atau oaring yang dipimpinnya dengan cara ia mampu menarik perhatian anggota (Management of Attention)), mempunyai kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan makna tujuan secara jelas (Management of Meaning)). dapat dipercaya dan konsisten (Management of Trust), serta ia mampu mengendalikan diri dalam batas kekuatan dan kelemahan (Management of Self ).nya.
  
 Jadi dapat disimpulkan terkait dengan karakter kepemimpinan di atas untuk membentuk pemimpin muda bagi Indonesia kedepan dalam tulisan ini diharapkan bagi generasi muda Indonesia terus mengembangkan karakter yang ada pada dirinya dengan cara mengembangkan Intelegensi (kecerdasan), mebentuk kepribadian yang baik dalam dirinya sesuai dengan karakteristik pemimpin yang diatas, serta harus mempunyai sikap kepemimpinan yang matang yang meliputi kedewasaan dalam bersikap dan bertindak serta mempunyai motivasi dan semangat yang tinggi untuk mencapai prestasi. Meskipun seorang pemimpin memilikki batas kelemahan yang merupakan sifat manusiawi pada dirinya. Yaitu tentu tidak mungkin ada seorang pun pemimpin yang memiliki keseluruhan sifat baik manusia, kecuali para Nabi dan Rasul menurut sudut pandang agama Islam. Namun jika mebentuk karakter seorang pemimpin itu sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas untuk membentuk jiwa kepemimpinan seseorng harus diatanamkan dalam karakter anak muda untuk menyaiapak mereka menjadi pemimpin-pemimpin masa depan utuk Indonesia yang mampu bersaing dan unggul dalam Situasi dan kondisi apapun demi Indonesia yang lebih baik.