Manajemen Konflik dan Pola Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW


Oleh Muhammad Hadidi, S.Sy., M.H
Kedatangan Nabi, pola kehidupan Masyarakat Arab (baca: Madinah) telah menyimpan potensi konflik yang luar biasa. Secara bersamaan struktur fisik dan sosial membentuk inti dari banyak tipologi konflik yang ada. Bagaimana kerasnya iklim, gersangnya gurun dan terbatasnya sumber daya alam serta kerangka berfikir tribalistik, telah membentuk gaya hidup nomad, dengan karakter individu keras serta fanatisme berlebihan, yang secara turun temurun menjebak masyarakat dalam perangkap perselisihan tanpa dapat diketahui ujung pangkalnya.


Menyadari akan besarnya potensi pertentangan, Nabi dalam kepemimpinannya, tidak langsung melakukan penanganan secara frontal, akan tetapi beliau selalu berusaha mengelola persoalan yang ada dengan tetap mengedepankan keseimbangan pencapaian kemajuan masyarakat dengan eksistensi konflik dan persaingan. Konsep tersebut selanjutnya dimplementasikan dengan mendorong persaingan mencapai kemajuan, dan juga penyelesaian konflik secara tegas.

Dengan mengamati dan melihat secara langsung praktek kepemimpinan Nabi Muhammad serta keberadaan Madinah dalam sudut pandang organisasi, maka tidak salah kalau kemudian dikatakan bahwa praktek tersebut mempunyai relevansi yang begitu dekat dengan "Teori Manajemen Konflik". Teori yang secara sederhana memandang konflik sebagai suatu hal yang memang harus ada dan tidak harus selalu dihilangkan. Tugas seorang pemimpin adalah mengelola konflik tetap pada derajat dinamis yang pada dataran tertentu akan bersifat fungsional konstruktif membantu pencapaian tujuan organisasi. 

Cara pandang yang sedemikian unik, pada kenyataannya terbukti mampu menciptakan tatanan masyarakat dinamis, progresif, namun tetap berada pada pola komunikasi kondusif, yang diwarnai dengan adanya penghargaan terhadap masing-masing hak dasar individu. Inilah yang terjadi di Madinah pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad, dimana pada akhirnya, segala apa yang dilakukannya, baik itu dalam kedudukannya sebagai manusia termulia di muka bumi, ataupun sebagai manusia biasa, akan selalu menjadi inspirasi penting bagi setiap fase sejarah kehidupan selanjutnya.