Kedatangan Nabi, pola kehidupan
Masyarakat Arab (baca: Madinah) telah menyimpan potensi konflik yang luar biasa. Secara bersamaan struktur fisik dan sosial
membentuk inti dari banyak tipologi konflik yang
ada. Bagaimana kerasnya iklim, gersangnya gurun dan terbatasnya sumber daya
alam serta kerangka berfikir tribalistik, telah membentuk gaya hidup nomad,
dengan karakter individu keras serta fanatisme berlebihan, yang secara turun
temurun menjebak masyarakat dalam perangkap perselisihan tanpa dapat diketahui
ujung pangkalnya.
Menyadari akan besarnya potensi pertentangan, Nabi dalam kepemimpinannya, tidak
langsung melakukan penanganan secara frontal, akan tetapi beliau selalu
berusaha mengelola persoalan yang ada dengan tetap mengedepankan keseimbangan
pencapaian kemajuan masyarakat dengan eksistensi konflik
dan persaingan. Konsep tersebut selanjutnya dimplementasikan dengan mendorong persaingan
mencapai kemajuan, dan juga penyelesaian konflik
secara tegas.
Dengan mengamati dan melihat secara langsung praktek kepemimpinan Nabi Muhammad
serta keberadaan Madinah dalam sudut pandang organisasi, maka tidak salah kalau
kemudian dikatakan bahwa praktek tersebut mempunyai relevansi yang begitu dekat
dengan "Teori Manajemen Konflik". Teori yang secara sederhana memandang konflik sebagai suatu hal yang memang harus ada dan
tidak harus selalu dihilangkan. Tugas seorang pemimpin adalah mengelola konflik tetap pada derajat dinamis yang pada dataran
tertentu akan bersifat fungsional konstruktif membantu pencapaian tujuan
organisasi.
Cara pandang yang sedemikian unik, pada kenyataannya terbukti mampu menciptakan
tatanan masyarakat dinamis, progresif, namun tetap berada pada pola komunikasi
kondusif, yang diwarnai dengan adanya penghargaan terhadap masing-masing hak
dasar individu. Inilah yang terjadi di Madinah pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad, dimana
pada akhirnya, segala apa yang dilakukannya, baik itu dalam kedudukannya
sebagai manusia termulia di muka bumi, ataupun sebagai manusia biasa, akan
selalu menjadi inspirasi penting bagi setiap fase sejarah kehidupan
selanjutnya.